Minggu, 08 Januari 2012

Seribu Wajah

Pagi disini, aku sendiri. Terbangun dari mimpi, tetap sunyi ! Engkau disana yang mulai menyiangi hari. Kamu disitu yang masih terpaku. Anak tetangga yang terjaga. Nenek tua yang tertawa berat. Direktur di tempat tidur. Gelandangan di kolong jagat. Pengemis yang mengais...... adalah wayang, anak dari jaman.

Sebentang halaman tertinggal, semasa terlewat. Detik yang masih berlari... keluar masuk lemari kerahasiaan hidup manusiawi..... Aku termangu.... sejenak memandang seribu wajah dengan seribu rona dan warna.

Jauh pandang ke ujung langit. Lewati hitam, putih, atau abu-abu. Aku termenung...... rasakan rasa yang bergejolak. Kegelisahan, keresahan bagai hamparan duri.....yang memaksa aku sesaat berhenti meraih seribu harapan untuk orang-orang terkasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar